Friday, 7 March 2014

Gejala Alam Penyebab Perubahan Iklim Global



Faktor-faktor berupa gejala alam yang menyebabkan gangguan terhadap iklim global dunia, antara lain: gejala meningkatnya suhu udara di bumi yang disebut Efek Rumah Kaca, kondisi yang menyebabkan kekeringan pada rentang waktu lama disebut El Nino, dan kondisi yang menyebabkan hujan lebat pada rentang waktu lama disebut La Nina.
1.  Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca adalah terjadinya peningkatan suhu udara di muka bumi akibat semakin banyaknya gas pencemar di dalam udara. Industri-industri, pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, dan semua sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang menggunakan bahan bakar bensin, solar, minyak tanah, dan batu bara menghasilkan gas buang berupa: CO2, CO, NO2, SO2,, HCN, HCl, H2S, HF, dan NH4. yang terus meningkat jumlahnya. Besarnya CO2 dan gas pencemar lain yang terakumulasi semakin hari semakin tinggi, hal tersebut menghambat radiasi sinar matahari yang mencapai permukaan bumi. Sinar matahari sebagian dipantulkan oleh akumulasi gas-gas pencemar tersebut kembali ke angkasa, tetapi tertahan oleh gas lain yang kembali dipantulkan ke bumi yang berakibat semakin panasnya udara di permukaan bumi. Kenaikan suhu bumi ini akan berakibat lebih jauh yaitu: mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan air laut akibat es yang mencair, terendamnya areal pertanian di tepi pantai akibat naiknya air laut, dan menurunnya produksi hasil pertanian karena terendamnya areal pertanian di tepi pantai.
2.  El Nino
El Nino adalah terjadinya pemanasan temperatur air laut di pantai barat Peru–Ekuador yang menyebabkan gangguan iklim secara global. El Nino datang mengganggu setiap dua tahun sampai tujuh tahun sekali.
El Nino merupakan pemanasan setidaknya 0,5 F) atau setara dengan timur-tengah Samudera Pasifik tropis.°C (0,9 ° Atau dengan mudah didefinisikan pemanasan air di Samudera Pasifik. El Nino yang biasa dikenal dengan El Nino-Southern Oscillation (ENSO) ini adalah bagian interaksi sistem global dari laut-atmosfer ditambah fluktuasi iklim yang terjadi sebagai akibat dari sirkulasi samudra dan armosfer. ENSO merupakan keadaan yang paling menonjol antar-tahunan variabilitas cuaca dan iklim di seluruh dunia. El Nino menyebabkan pola cuaca yang menyebabkan hujan pada tempat tertentu tetapi tidak di tempat lain, hal ini yang menyebabkan terjadinya kekeringan.
Peristiwa ini diawali dari memanasnya air laut di perairan Indonesia yang kemudian bergerak ke arah timur menyusuri ekuator menuju pantai barat Amerika Selatan sekitar wilayah Peru dan Ekuador.
Bersamaan dengan kejadian tersebut air laut yang panas dari pantai barat Amerika Tengah, bergerak ke arah selatan sampai  pantai barat Peru-Bolivia sehingga terjadilah pertemuan air laut panas dari kedua wilayah tersebut. Massa air panas dalam jumlah besar terkumpul dan menyebabkan udara di daerah itu memuai sehingga proses konveksi ini menimbulkan tekanan udara menurun (minus). Kondisi ini mengakibatkan seluruh angin yang ada di sekitar Pasifik dan Amerika Latin bergerak menuju daerah tekanan rendah tersebut. Angin muson di Indonesia yang datang dari Asia dengan membawa uap air juga membelok ke daerah tekanan rendah di pantai barat Peru – Ekuador.  Peristiwa tersebut mengakibatkan angin yang menuju Indonesia hanya membawa uap air yang sedikit sehingga kemarau yang sangat panjang terjadi di Indonesia. Akibat peristiwa tersebut juga dirasakan di Australia dan Afrika Timur. Sementara itu, di Afrika Selatan justru terjadi banjir besar dan menurunnya produksi ikan akibat melemahnya up-welling. Kemarau panjang akibat El Nino biasanya disertai dengan kebakaran rumput dan hutan. Pada tahun 1994 dan 1997, baik Indonesia maupun Australia mengalami kebakaran akibat peristiwa El Nino.
Berdasarkan intensitasnya El-nino dibagi menjadi :
1. el-nino lemah ( weak el-nino) : yakni jika penyimpangan suhu muka laut di pasifik ekuator + 0.5 C s/d 1.0 C dan penyimpangan ini terjadi minimal selama 3 bulan berturut - turut.
2. el-nino sedang ( moderate el-nino) : yakni jika penyimpangan suhu muka laut di pasifik ekuator + 1.1 C s/d 1.5 C dan penyimpangan ini terjadi minimal selama 3 bulan berturut - turut.
3. el-nino kuat ( strong el-nino) : yakni jika penyimpangan suhu muka laut di pasifik ekuator > 1.5 C penyimpangan ini terjadi minimal selama 3 bulan berturut - turut.

Dampak el - nino terhadap kondisi cuaca :
1.  Angin pasat timuran melemah
2.  Sirkulasi monsoon melemah
3.  Akumulasi curah hujan berkurang diwilayah Indonesia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering
4.  Potensi hujan terdapat disepanjang pasifik ekuatorial tengah dan barat serta wilayah Argentina.
Dampak El - nino terhadap cuaca di Indonesia :
1. Curah hujan disebagian daerah berkurang
2. Kekeringan
3. Kebakaran hutan dan berdapak timbulnya asap
Tanda-tanda awal terjadinya El Nino adalah:
1. Kenaikan tekanan permukaan di atas Samudera Hindia, Indonesia dan Australia;
2. Penurunan tekanan udara di Tahiti dan sisanya di pusat dan timur Samudra Pasifik;
3. Perubahan angin di Pasifik Selatan
4. Udara hangat naik dekat Peru dan menyebabkan hujan di Peru utara gurun; dan
5. Air yang hangat menyebar dari barat Samudra Pasifik dan Samudra Hindia di timur Pasifik. Dan menimbulkan hujan di daerah itu, dan menyebabkan daerah kekeringan semakin luas di Pasifik barat dan curah hujan di Pasifik tumur biasanya kering.
Akibat dari terjadinya El Nino, antara lain :
a)
Hujan dan banjir di sepanjang pantai Pasifik;
b)
Air hangat mengganggu rantai makanan ikan, burung dan mamalia laut;
c)
Tornado dan badai di selatan Amerika; dan
d)
Badai di Atlantik kurang dari normal.

3. La Nina
Peristiwa La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina berarti bayi perempuan. La Nina berawal dari melemahnya El Nino sehingga air laut yang panas di pantai Peru dan Ekuador bergerak ke arah barat dan suhu air laut di daerah itu berubah ke kondisi semula (dingin) sehingga up-welling muncul kembali sehingga kondisi cuaca kembali normal.  La Nina juga berarti kembalinya kondisi ke keadaan normal setelah terjadinya El Nino. Air laut panas yang menuju arah barat tersebut pada akhirnya sampai di Indonesia yang bertekanan dingin sehingga seluruh angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Indonesia bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut menyebabkan hujan lebat dan banjir karena sangat banyaknya uap air yang dibawa. Peristiwa La Nina di Indonesia pada tahun 1955, 1970, 1973, 1975, 1995, dan 1999 terhitung sejak Indonesia merdeka (1945).
La Nina diukur dengan Indeks os South Osilation (ISO). La Nina dikaitkan dengan nilai positif dari ISO dan disertai dengan pertukaran angin Pasifik yang lebih kuat dan lebih hangat di sebelah utara Australia. Dimana perairan di timur tengah dan Samudra Pasifik tropis menjadi dingin selama waktu ini
Akibat dari adanya La Nina, antara lain:
a) salju dan hujan di pantai barat;
b) di Alaska cuaca biasa dingin;
c) cuaca panas luar biasa di seluruh Amerika Serikat;
d) kekeringan di daerah barat daya; dan
e) badai di Atlantik lebih tinggi dari jumlah normal.

No comments:

Post a Comment

SEJARAH PERGESERAN BENUA

     Sekitar 200 sampai 250 juta tahun silam, seluruh massa daratan bumi menyatu bersama dengan satu superbenua yang bernama Pangaea. Sekita...